Efektifitas Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian dan pertukaran informasi, gagasan, perasaan, atau pesan antara individu atau kelompok. Ini melibatkan penggunaan berbagai elemen seperti kata-kata, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan alat komunikasi lainnya untuk memfasilitasi pemahaman dan interaksi antara orang-orang. Komunikasi memainkan peran krusial dalam membangun hubungan, menyampaikan pemikiran, menyampaikan informasi, dan mempengaruhi perilaku manusia secara keseluruhan.

Faktor-faktor yang diperlukan agar sebuah komunikasi dapat dibilang sukses adalah berikut


Dan ada beberapa elemen lain juga yang sangat penting untuk dipelajari dari tiap tiap peran, seperti Komunikator yang harus memiliki kompetensi, fokus pada inti, memiliki sifat empati, Positif dan percaya diri. untuk komunikan tentunya harus memiliki skill active listening, kompetensi yang baik. saluran dengan penggunaan yang tepat dan sasaran yang tepat pula dan juga feedback yang sesuai harapan tentunya.

Selain dari hal-hal itu tentu saja ada hambatan paling utama yaitu Noise, berikut adalah beberapa macam Noise yang dapat menghambat adanya komunikasi diluar poin-poin tadi:

Joseph DeVito (2014)
Peranan komunikasi juga sangat penting dalam proses bisnis, kenapa? bisa anda lihat dalam poin-poin berikut tentang pentingnya peranan komunikasi dalam bisnis


yang pertama adalah sebagai pencipta kesamaan pendapat, hal ini diperlukan oleh para pebisnis untuk menyelaraskan pendapat mereka dengan partner bisnis agar menghasilkan keuntungan bisnis yang tentu saja diinginkan oleh para pebisnis di belahan dunia manapun.

yang kedua adalah Komunikasi memiliki peran krusial dalam bisnis karena menjadi tulang punggung kolaborasi, pengambilan keputusan, dan pencapaian tujuan. Dalam konteks komunikasi sebagai alat penggerak perbuatan orang lain dalam proses bisnis, komunikasi yang efektif memungkinkan pemimpin atau pengambil keputusan untuk menginspirasi, mempengaruhi, dan membimbing individu atau tim dengan jelas dan konsisten. Dengan menggunakan komunikasi yang baik, pemimpin dapat membangun kepercayaan, mengarahkan arah tindakan, mengatasi hambatan, menghindari kesalahpahaman, dan mendorong kinerja yang produktif, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang kooperatif dan sukses dalam mencapai hasil yang diinginkan dalam bisnis.

Dan 2 poin tersebut berujung pada 3 tujuan, yaitu:
1. Memberi Informasi
Tujuan memberi informasi dalam proses bisnis adalah untuk menyampaikan data, fakta, atau pengetahuan yang relevan kepada individu atau kelompok yang terlibat dalam kegiatan bisnis. Informasi ini diperlukan agar semua pihak memiliki pemahaman yang sama tentang situasi, keputusan yang harus diambil, atau langkah-langkah yang harus diambil. Memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu memungkinkan para pemangku kepentingan bisnis untuk membuat keputusan yang baik dan berdasarkan informasi yang sah.
2. Melakukan persuasi
Tujuan melakukan persuasi dalam proses bisnis adalah untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain agar mengadopsi gagasan, produk, atau layanan yang ditawarkan oleh organisasi. Melalui komunikasi persuasif yang efektif, tujuan ini dapat dicapai dengan menggunakan logika, argumen yang kuat, bukti, dan strategi komunikasi yang tepat. Persuasi yang baik dapat mempengaruhi keyakinan dan perilaku orang lain, membantu dalam membangun hubungan bisnis yang baik, dan meningkatkan tingkat penerimaan terhadap produk atau layanan yang ditawarkan.
3. Melakukan kolaborasi
Tujuan melakukan kolaborasi dalam proses bisnis adalah untuk mendorong kerja sama dan kerjasama antara individu atau tim dalam mencapai tujuan bersama. Kolaborasi memungkinkan orang-orang dengan keahlian yang berbeda untuk saling bekerja sama, berbagi pengetahuan, dan menggabungkan upaya mereka untuk mencapai hasil yang lebih baik. Dalam konteks komunikasi, tujuan ini mencakup kemampuan untuk mendengarkan, berbagi ide, memberikan masukan, mengelola konflik, dan menciptakan lingkungan yang mendukung kerja tim yang efektif. Kolaborasi yang baik dapat meningkatkan produktivitas, inovasi, dan kepuasan kerja dalam bisnis.

Untuk mencapai komunikasi yang efektif, ada 3 aspek yang diperlukan yaitu:


- Komunikator: Merujuk pada individu atau entitas yang mengirim pesan atau melakukan komunikasi. Mereka adalah orang atau kelompok yang menginisiasi proses komunikasi dan bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi, gagasan, atau pesan kepada komunikan.

- Komunikan: Merupakan penerima pesan dalam proses komunikasi. Mereka adalah orang atau kelompok yang menerima dan memproses pesan yang dikirim oleh komunikator. Komunikan memiliki peran penting dalam memahami dan merespons pesan yang diterima.

- Saluran: Merupakan media atau cara di mana pesan dikirim dan diterima antara komunikator dan komunikan. Saluran dapat berupa komunikasi lisan, tulisan, elektronik, atau kombinasi dari berbagai media komunikasi. Saluran berperan dalam menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif, memungkinkan interaksi dan pertukaran informasi antara komunikator dan komunikan.

Jika anda ingin membuat sebuah komunikasi efektif, beberapa prinsip berikut juga diperlukan
1. Kelengkapan (completeness): Prinsip kelengkapan berfokus pada penyampaian informasi secara komprehensif dan menyeluruh. Komunikasi yang lengkap mencakup semua informasi yang diperlukan agar penerima pesan memahami dengan baik. Ini termasuk menyediakan detail yang relevan, menjawab pertanyaan yang mungkin muncul, dan menyampaikan pesan dengan jelas tanpa kehilangan informasi penting.

2. Singkat, jelas, padat (conciseness): Prinsip singkat, jelas, padat menekankan pada penyampaian pesan secara efisien dan tanpa berlebihan. Komunikasi yang singkat dan padat menggunakan kata-kata yang tepat dan menghindari pengulangan yang tidak perlu. Hal ini membantu menghindari kebingungan dan membuat pesan lebih mudah dipahami oleh penerima.

3. Konkrit & spesifik (concreteness): Prinsip konkrit dan spesifik menekankan pentingnya menggunakan detail dan fakta yang konkret dalam komunikasi. Pesan yang konkret dan spesifik memberikan gambaran yang jelas dan memperkuat pemahaman penerima. Menggunakan contoh, ilustrasi, atau data konkret dapat membantu menggambarkan pesan dengan lebih baik.

4. Pertimbangan (consideration): Prinsip pertimbangan melibatkan memperhatikan dan memahami audiens atau penerima pesan. Komunikasi yang memperhatikan berarti mempertimbangkan kebutuhan, kepentingan, dan perspektif penerima dalam penyampaian pesan. Hal ini termasuk memilih bahasa yang sesuai, memperhatikan latar belakang budaya, dan memperhatikan kepentingan bersama untuk membangun hubungan yang baik.

5. Santun (courtesy): Prinsip kesopanan menekankan pentingnya menggunakan bahasa dan perilaku yang sopan dalam komunikasi. Ini melibatkan penggunaan ungkapan terima kasih, permohonan dengan sopan, dan menghormati pendapat dan perasaan orang lain. Komunikasi yang sopan menciptakan lingkungan yang harmonis dan membangun hubungan yang positif.

6. Jelas (clarity): Prinsip kejelasan menekankan pada penyampaian pesan yang mudah dipahami oleh penerima. Komunikasi yang jelas menggunakan bahasa yang sederhana, struktur yang teratur, dan penghindaran ambiguitas. Pesan yang jelas membantu menghindari kesalahpahaman dan memastikan pemahaman yang akurat.

7. Cermat (correctness): Prinsip ketepatan menekankan pentingnya kesesuaian dan keakuratan dalam komunikasi. Komunikasi yang tepat secara teknis dan faktual memberikan informasi yang benar dan terpercaya. Menyampaikan informasi yang benar dan menghindari kesalahan membantu membangun kepercayaan dan kredibilitas dalam komunikasi.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, komunikasi dapat menjadi lebih efektif, efisien, dan berhasil dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Untuk membangun komunikasi yang efektif, penting bagi kita untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang beberapa prinsip mendasar dalam komunikasi. Berikut ini adalah beberapa poin yang perlu kita pahami setidaknya dengan baik:

1. Memahami perbedaan tentang Simpati dan Empati
Simpati dan empati adalah dua konsep yang berhubungan dengan kemampuan kita dalam memahami dan merasakan perasaan orang lain. Namun, terdapat perbedaan penting antara keduanya.

Simpati dapat diartikan sebagai merasakan empati atau kepedulian terhadap perasaan orang lain, tetapi tidak secara langsung merasakan atau memahami perasaan tersebut. Dalam hal ini, kita dapat mengungkapkan rasa simpati dengan memberikan dukungan moral atau menyatakan pengertian terhadap situasi yang dialami orang lain.

Sementara itu, empati mencakup kemampuan untuk benar-benar memahami dan merasakan perasaan orang lain. Ketika kita bersikap empati, kita dapat mengalami perasaan yang mirip dengan apa yang dirasakan oleh orang lain, karena kita berusaha memasuki perspektif dan pengalaman mereka.

Dalam istilah yang lebih mudah dipahami, simpati adalah seperti merasa "kasihan" atau "sayang" terhadap seseorang, sementara empati melibatkan upaya yang lebih dalam untuk "berdiri di sepatu orang lain" dan benar-benar merasakan apa yang mereka rasakan.

Dalam menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, memiliki kemampuan simpati dan empati yang seimbang dapat membantu kita membangun kedekatan dan saling pengertian dengan lebih baik.